MADIUN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun melaksanakan kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat 2019 yang terletak di lahan Poktan Tani Margo Rejo Kelurahan Tawangrejo dan lahan Poktan Padi Mentes Kelurahan Rejomulyo, Kota Madiun.
Dem Area Budidaya Tananaman Sehat 2019 merupakan program dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian RI , yang mana petani di ajak untuk lebih bijaksana dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.
Kelompok Tani peserta Dem Area BTS 2019 di wilayah Kota Madiun adalah Poktan Tani Margorejo ( Kelurahan Tawangrejo dan Poktan Padi Mentes Kelurahan Rejomulyo).
Dalam program ini kelompok tani peserta program kegiatan tersebut mendapatkan bantuan berupa benih padi bersertifikat, kapur pertanian (dolomit), pupuk organik ,pestisida biologi dan benih refugia.
Petani sangan menyambut baik, bahkan sebagian hasil panen mereka kelola sendiri sehingga di kemas menjadi beras sehat yang siap di beli oleh masyarakat sekitarnya, bahkan sebagian dibeli oleh staf DPKP Kota Madiun” kata petani.
Petugas lapangan POPT Yeni Trias Kurniawati,SP mengatakan Saat ini serangan hama masih menjadi musuh nyata petani di lapangan. Tak jarang serangan hama dan penyakit menyebabkan kegagalan panen petani. Salah satu hama yang selalu menghantui petani adalah Wereng Batang Coklat (WBC)
Salah satu cara pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia. refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Teknik Refugia lebih tergolong ekonomis dan juga tentu lebih ramah lingkungan dan kesehatan, karena dengan menggunakan teknik ini kita tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan.
Refugia bisa merupakan tanaman bunga-bunga yang ada di galangan atau pinggir sawah. Tanaman hias itulah yang akan menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami hama tanaman padi (wereng dan penggerek batang).” imbuhnya”.
Dengan adanya tanaman hias di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari pinggir sawah. Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam menyerang hama penyakit.
Bagaimana memilih tanaman untuk refugia? Banyak alternatifnya, tetapi lebih baik adalah tanaman yang berbunga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan serangga hama yang tidak kita kehendaki.
Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga yang mencolok dan dan mempunyai warna yang diminati musuh alami. Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia).
Kelebihan bunga kertas, selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman refugia adalah jangan terlalu dekat dengan komoditas utama agar tidak berebut unsur hara dan air. Selain itu, penyemprotan hanya saat populasi hama sudah tinggi. Diharapkan agar serangga menguntungkan yang sudah ada di lahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan.
Dengan kondisi ini, Pemerintah melaui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun hadir untuk membantu petani dalam mengendalikan serangan WBC di lapangan. “Serangan WBC di lapangan harus segera dihentikan, salah satunya dengan meningkatkan ketahanan tanaman melalui Budidaya Tanaman Sehat”. “Budidaya Tanaman Sehat dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai strategi pengendalian, mulai dari teknik budidaya tanaman, pemilihan varietas, sampai dengan tindakan pengendalian yang dilakukan.( eddy/admn/ppid pembantu)