Petani di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, kini mulai meninggalkan pertanian pestisida kimia. Caranya, 50 persen pupuk yang digunakan beralih ke pupuk organik.
Praktik mengurangi ketergantungan terhadap pestisida ini sudah ditinggalkan selama dua tahun berjalan.

Hasilnya, produksi padi atau beras menjadi produksi yang sehat untuk dikonsumasi.
Sementara jumlah produksinya juga tidak kalah dengan pertanian yang menggunakan pestisida.
“Petani disini selalu aktif mengikuti sekolah tani di Balai Desa untuk meningkatkan pengetahuanya dalam menerapkan pertanian alami atau organik,” kata Kasi Pemerintahan Desa Besur, Muhlis,
Muhlis mencontohkan, saat ini petani sudah tidak lagi menggunakan pestisida dalam membasmi hama yang menyerang tanaman padi.
Mereka justru memanfaatkan agen hayati untuk mengusir hama tersebut.
Dari penggunaan hayati ini, tidak hanya hasil beras menjadi sehat, tapi biayanya perawatan menjadi sangat murah dibanding dengan penggunaan pestisida.
Misalnya jika menggunakan pestisida maka pengeluaran petani mencapai Rp 400 ribu, namun dengan menggunkan agen hayati uang yang dikeluar petani tidak sampai Rp 100 ribu dalam satu hektarnya.
Menurutnya, revolusi dari pertanian kimia ke pertanian alami tersebut berawal adanya serangan hama kepik hingga menyebabkan gagal panen pada tahun 2016 lalu.
Dari sinilah kemudian, seluruh petani dikumpulkan dan diberi penyuluhan dari Dinas Pertanian terkait Pengelolahan Hama Terpadu (PHT), termasuk beralih dari penggunaan pestisida ke agen hayati.
Apa yang dipraktikkan petani Besur ini mulai diikuti petani di desa-desa tetangga Desa Besur.
Dari Pertanian alami ini hasilnya semakin memakmurkan petani mengingat biaya perawatan hingga panen sangat murah, sedangkan harga hasil panennya sangat tinggi.

Categories: Berita

Open chat
Ada yang bisa kami bantu?..........